Hemodialisis adalah terapi yang berfungsi menggantikan kerja ginjal ketika ginjal tidak mampu lagi menyaring racun, cairan berlebih, serta limbah metabolisme dari darah. Proses ini menggunakan mesin dialisis yang bekerja sebagai “ginjal buatan”.

Umumnya, pasien menjalani hemodialisis 2–3 kali per minggu, dengan durasi sekitar 4–5 jam per sesi. Frekuensi ini bisa berbeda tergantung kondisi kesehatan, hasil laboratorium, serta rekomendasi dokter.

Pembatasan cairan penting karena ginjal tidak dapat mengeluarkan cairan berlebih secara normal. Jika cairan terlalu banyak, tubuh bisa mengalami pembengkakan, sesak napas, tekanan darah naik, dan beban pada jantung meningkat. Dialisis hanya mampu mengeluarkan cairan dalam jumlah tertentu, sehingga pengendalian harian sangat penting.

Sebelum dialisis: hindari makan berat, minum berlebihan, atau mengonsumsi makanan tinggi garam. Sesudah dialisis: istirahatlah, minum obat sesuai anjuran dokter, dan hindari aktivitas fisik yang terlalu berat hingga tubuh terasa pulih.

Proses dialisis sendiri tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, sebagian pasien mungkin merasakan rasa tidak nyaman saat jarum dimasukkan ke akses vaskular atau mengalami kram, pusing, atau lelah setelah sesi. Kondisi ini biasanya dapat dikelola dan akan membaik seiring waktu.

Ya, banyak pasien hemodialisis tetap dapat bekerja, belajar, dan beraktivitas seperti biasa. Penyesuaian jadwal dan gaya hidup mungkin diperlukan, tetapi dengan manajemen kesehatan yang baik, pasien tetap bisa menjalani kehidupan produktif.